Wereng hijau

Menurut Kalshoven (1981), wereng hijau (Nephotettix virescens Distant) termasuk ke dalam :

Kingdom : Animalia
Filum   : Arthropoda
Kelas   : Insekta
Ordo    : Homoptera
Famili  : Cicadellidae
Genus   : Nephotettix
Spesies  : Nephotettix virescens Distant



Siklus hidup Wereng Hijau
1. Telur
Telur wereng hijau berbentuk bulat memanjang dan agak meruncing pada kedua ujungnya.Telur yang baru diletakkan berwarna bening, kemudian menjadi putih kekuning-kuningan. Pada umur 2 atau 3 hari dua bintik merah mulai tampak pada salah satu ujungnya.Bintik tersebut lebih nyata pada umur yang lebih tua dan ini merupakan mata facet embrio (Fachruddin, 1980).
Masa inkubasi telur antara 6 – 10 hari. Perkembangan 29º - 35ºC, dengan masa inkubasi 6,3 - 7,3 hari. Pada suhu yang lebih rendah masa inkubasi bertambah lama.Sebagian besar telur menetas diwaktu pagi antara pukul 06.00 sampai 12.00, namun pada suhu rendah (20ºC) waktu penetasan telur tersebar dari pagi sampai sore hati (Gallagher, 1991).

2. Nimfa
Nimfa N. virescens terdiri atas 5 instar yang berlangsung keseluruhannya selama 13-18 hari. Nimfa muda berwarna putih kekuningan.Setelah berganti kulit warnanya menjadi kuning atau hijau kekuningan hingga hijau terang. Setiap kali akan berganti kulit nimfa tidak aktif dan tetap pada tempatnya. Nimfa dari telur yang menetas akan segera bergerak menuju ke bagian atas tanaman dan berkumpul pada bagian bawah daun tua. Pada instar ke-2 dan seterusnya nimfa-nimfa tersebut merata pada daun padi. Pada tanaman yang layu nimfa berkumpul pada bagian pangkal pelepah daun (Hibino, 1987).

3. Imago
Wereng hijau yang baru menjadi dewasa berwarna kekuning-kuningan. Warna tersebut secara bertahap berubah menjadi hijau kekuning-kuningan yang akhirnya berubah menjadi hijau dalam waktu ± 3 jam. Wereng hijau menjadi dewasa pada waktu pagi. Imago jantan dan betina dapat hidup sampai 20 hari. Imago wereng hijau mempunyai tanda pada sayap bagian bawah yang lebih hitam dibanding dengan yang lain. Wereng hijau betina dapat menghasilkan telur sampai 300 butir. Produksi telur wereng hijau yang tertinggi terjadi pada suhu antara 29º- 33º C. Pada suhu 20º C imago betina mati sebelum bertelur, sedangkan pada suhu 35º C produksi telur rata-rata rendah karena masa imago leih pendek pada suhu itu (Fachruddin, 1980).

Bioekologi
-  Umumnya ditemukan pada padi sawah irigasi dan tadah hujan, tidak pada padi gogo.
-  Jarang menimbulkan kerusakan.
-  Merupakan vektor virus tungro.
-  Populasi hanya meningkat pd saat tanam hingga pembentukan malai.
-  Siklus hidup 23 – 30 hari.
-  Serangga dewasa berukuran panjang 3 – 5 mm.
-  Berwarna hijau cerah dengan gambaran hitam bervariasi.
-  Telur diletakan didalam tulang daun pada daun bendera atau pelepah daun.



Gejala Serangan
Wereng hijau lebih menyukai menghisap cairan tanaman pada daun bagian pinggir. Sangat menyukai tanaman yg dipupuk dengan pupuk unsur nitrogen dosis tinggi. Gejala kerusakan yang ditimbulkan adalah tanaman menjadi kerdil, anakan yang dihasilkan berkurang dan daun berubah menjadi kuning sampai kuning oranye.

Pencegahan
1. Pengaturan pola tanam (tanam serentak, pergiliran tanaman yang bukan satu family dan pergiliran varietas)
2. Penggunaan varietas yang tahan.

Pengendalian
Tindakan pengendalian dilakukan jika sudah terlihat gejala tungro.
1. Pengendalian hayati dengan menggunakan patogen serangga Beauveria bassiana.
2. Pemupukan N yang tepat
Pemupukan N berlebihan menyebab-kan tanaman menjadi lemah, mudah terserang wereng hijau sehingga memudahkan terjadi inveksi tungro, oleh karena itu penggunaan pupuk N harus berdasarkan pengamatan dengan Bagan Warna Daun (BWD) untuk mengetahui waktu pemupukan yang paling tepat.
3. Menanam varietas Tahan
Varietas tahan artinya mampu mempertahankan diri dari infeksi virus dan atau penularan virus oleh wereng hijau. Walaupun terserang, varietas tahan tidak menunjukkan kerusakan fatal, sehingga dapat menghasilkan secara normal.
4. Penanaman serempak
Bertanam serempak akan memutus siklus hidup wereng hijau dan keberadaan sumber inokulum.

Pengendalian dengan cara penyemprotan insektisida yg dianjurkan berbahan aktif : BPMC (Bassa, Kiltop), Buprofezin (Applaud), Imidaklroprid (Confidor), Carbofurant, MIPC  (Mipcin, Dharmacin), Tiametoksam (Actara).





Parasitoid

Parasitoid adalah serangga yang pada stadium pradewasanya hidup sebagai parasit pada/dalam serangga lain (sebagai inang) sehingga dapat mengganggu perkembangan serangga hama dengan cara menghisap cairan tubuh, darah atau sari makanan.  Kehidupan parasitoid sangat misterius (sulit dikenal).  Imago parasitoid hidup bebas dan tidak bersifat parasit, serta memperoleh makanan dari nektar bunga tanaman, embun madu, air/embun yang ada disekitarnya untuk dapat bertahan hidup.  Kualitas makanan serangga parasitoid dewasa sangat menentukan lama hidup, keperidian, dan parasitisasi (kemampuan memarasit atau persentase parasitisme).

Sifat / ciri serangga parasitoid antara lain :

1. Ukurannya lebih kecil dari inang
2. Inangnya dari golongan taxanomi yang sama dengan parasitoid yang bersangkutan.
3. Tidak pernah pindah inang (jika terjadi pindah inang, maka yang berikutnya sebagai mangsa, karena berperan sebagai predator).

Berdasarkan cara kerjanya parasitoid dibedakan atas beberapa jenis, yaitu :

1. Parasitoid telur, yaitu parasitoid yang meletakkan telur pada telur inang, akibatnya telur inang tidak menetas.

2. Parasitoid larva, yaitu parasitoid yang meletakkan telur pada larva inang, akibatnya larva inang gagal menjadi pupa

3. Parasit telur - larva yaitu parasitoid yang meletakkan telur pada telur inang, telur inang memetas, tetapi larva gagal menjadi pupa.

4. Parasitoid larva - pupa yaitu parasitoid yang meletakkan telur pada larva inang, setelah menetas akan memarasit pupa dari larva inang tersebut, sehingga pupa gagal menjadi imago.

5. Parasitoid pupa, yaitu parastoid yang meletakkan telur pada pupa inang, sehingga pupa inang gagal menjadi imago.

6. Parasitoid primer, yaitu serangga parasitoid yang hidup dalam/pada dan memarasit serangga bukan parasitoid.

7. Parasitoid sekunder (hiperparasitoid), yaitu serangga parasitoid yang hidup dalam/pada dan memarasit serangga parasitoid.

8. Endoparasit, yaitu parasitoid yang memarasit serangga lain dengan cara menempatkan diri di dalam tubuh inang.  Endoparasitoid dibedakan lagi menjadi:
  • Endoparasitoid larva, yaitu parasitoid hidup di dalam/pada larva inang. Larva inang disebut koinobion karena larva inang tetap aktif.
  • Endoparasioid telur dan pupa, yaitu parasitoid yang hidup di dalam/pada telur dan pupa inang. Telur dan pupa inang disebut idobion karena telur dan pupa inang tidak aktif.
9. Ektoparasit, yaitu parasitoid yang memarasit tetapi berada di luar tubuh inang. Ektoparasitoid biasnya pada larva dan pupa inang.  Larva dan pupa inang disebut idiobion karena larva dan pupa inang tidak aktif.

12. Parasitoid soliter, yaitu apabila dari satu inang hanya keluar satu imago parasitoid.

13. Parasitoid gregorius, yaitu apabila dari satu inang keluar lebih dari satu imago parasitoid (satu spesies), karena telur yang diletakkan lebih dari satu atau bersifat polyembrioni.

14. Parasitoid ganda (multiple parasitoid), yaitu apabila lebih dari satu spesies parasitoid berkembang dalam/pada satu inang.  Dalam hal ini terjadi persaingan antar parasitoid.

15. Superparasitisme, yaitu apabila dalam satu inang terdapat lebih dari satu individu parasitoid, tetapi pada akhirnya hanya ada satu parasitoid, karena yang lainnya mati (kalah).  Hal ini akan terjadi apabila jumlah inang sedikit, populasi parasitoid tinggi, dan makanan tambahan kurang tersedia.



Pengertian dan Penggolongan Hama

Hama adalah semua organisme atau agensia biotik (serangga, vertebrata, tungau, bakteri, virus, cendawan, cacing/nematoda, dan tumbuhan atau gulma) yang merusak tanaman atau hasil tanaman dengan cara-cara yang bertentangan dengan kepentingan manusia. Berdasarkan tingkat serangannya, hama digolongkan menjadi hama potensial, hama utama, hama reguler, hama tidak penting, hama sewaktu-waktu, dan hama endemik.


1. Hama potensial adalah semua organisme yang berpotensi menimbulkan kerugian pada manusia. Pada saat organisme tersebut berstatus sebagai hama potensial perkembangan populasinya terhalangi oleh kondisi lingkungan (fisik dan biotik).  Apabila kondisi lingkungan tersebut menunjang perkembangan populasi organisme tersebut, maka mungkin saja diantaranya akan berubah status menjadi hama utama (key pest).


2. Hama utama (key pest) yaitu hama yang selalu ada dan menyebabkan kerugian secara ekonomi dengan persentase yang lebih bersar daripada hama lainnya.  Misalnya hama penggerek buah kopi (Hipothenemus hampei) dan hama penghisap buah lada (Dasynus piperis china).

3. Hama tidak penting (minor pest), adalah hama yang menyerang tanaman, tetapi hanya sedikit sekali menyebabkan kerugian secara ekonomi. Hama ini timbulnya pun hanya sewaktu-waktu, maka disebut juga hama sewaktu-waktu (occasional pest).

4. Hama reguler (reguler pest) adalah bila suatu spesies hama selalu timbul, misalnya hama tikus pada tanaman kelapa sawit, sebab hama ini selalu timbul di mana saja dan menyebabkan kerugian secara ekonomi, meskipun intensitas dan luas serangannya bervariasi antar musim.   

5. Hama endemik (endemic pest) adalah hama yang selalu timbul di tempat atau daerah tertentu, sedangkan di daerah lain jarang terjadi, misalnya hama gajah di Lampung Timur.

Binahong

Manfaat Daun binahong akhir-akhir banyak menjadi buah bibir karena kegunaannya yang semakin populer untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan. Daun binahong seperti terdengar asing di telinga, namun sebenarnya tanaman ini adalah salah satu jenis tanaman herbal, terlebih lagi pada bagian daunnya. Berbagai penyakit dapat menggunakan daun binahong, untuk pengobatan alternatif. Pengobatan dengan tanaman herbal memang relatif lebih lama sembuh, namun akan lebih murah jika dibandingkan dengan obat dokter.


Kandungan Zat dalam Daun Binahong

Telah banyak penelitian yang dilakukan, namun penelitian baru-baru ini daun binahong mengandung zat antioksidan flavonoid dan senyawa lainnya 

     Zat antioksidan : Mampu menagkal radikal bebas yang menyebabkan zat karsinogen memicu sel kanker. Mengkonsumsi daun binahong, dapat menurunkan resiko kanker seperti juga pada manfaat daun sirsak atau manfaat kulit manggis.

    Zat alkoloid : Diantaranya lagi adalah zat alkoloid yang umum digunakan pada penderita diabetes, karena memiliki sifat hipoglikemik yang akan menurunkan kadar gula darah dalam tubuh.

    Saponin : Lain lagi dengan senyawa saponin yang memberikan penurunan terhadap kadar kolesterol yang menyehatkan jantung. Berbagai macam manfaat daun binahong inilah, yang banyak menjadikan daun binahong untuk alternatif pengobatan berbagai penyakit.


Manfaat Daun Binahong Untuk Pengobatan
Umumnya air rebusan daun binahong yang digunakan untuk pengobatan, diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Kencing manis : gunakan sebelas lembar daun binahong yang direbus, lalu minum rebusan airnya setiap hari
  2. Sesak nafas : rebus tujuh lembar daun binahong, kemudian minum setiap hari sekali
  3. Menstabilkan tekanan darah (tekanan darah rendah): rebus delapan lembar daun binahong, air rebusannya diminum setiap hari
  4. Batuk yang menyebabkan muntah darah : rebus sepuluh lembar daun binahong, dan minum rebusannya setiap hari
  5. Penyakit paru-paru : gunakan sepuluh lembar daun binahong dan direbus, dan minum ramuan ini setiap hari
  6. Membantu menyembuhkan diabetes (kencing manis)
  7. Meringankan sesak napas
  8. Membantu memulihkan stamina
  9. Mempercepat penyembuhan luka
  10. Mengatasi pembekuan darah dan peradangan
  11. Memulihkan memar
  12. Mencegah stroke
  13. Mengurangi arthritis
  14. Mencegah asam urat
  15. Ambien (wasir)
  16. Gangguan sakit kepala
  17. Mengobati Gatal-gatal
  18. Menjaga sistem kekebalan tubuh
  19. Pembengkakan usus
  20. Hidung Mimisan
  21. Masalah kesehatan setelah operasi dan melahirkan
Pengobatan alternatif ini, harus dilakukan dengan rutin namun juga harus terus meminum manfaat air putih untuk menyeimbangkan kadar rebusan daun binahong pada tubuh.
Selain diguanakn sebagai media pengobatan, daun binahong juga dapat dimanfaatkan untuk menunjang kesehatan kulit, seperti berikut :
  1. Mengobati luka berdarah. Tumbuk daun binahong atau dihaluskan secukupnya. Oleskan pada bagian tubuh yang bengkak atau luka secara merata. Lakukan selama luka jika luka masih dalam kondisi basah.
  2. Mengobati jerawat. Ambil 5 atau lebih daun binahong dan tumbuk sampai hancur. Langsung oleskan pada jerawat secara teratur. Lebih baik jika Anda diterapkan pada malam hari sebelum tidur. Jika ingin hasil yang maksimal, ambil 5-6 lembar daun binahong air kemudian rebus dengan 2 gelas air, hingga tersisa satu gelas. Tambahkan manfaat madu secukupnya, untuk menambah rasa.
  3. Obat Luar. Untuk pemakaian luar, daun dan batang ditumbuk halus kemudian dioleskan pada bagian yang sakit. Bahan ini untuk menyembuhkan memar karena terbentur, rematik, pegal linu, sakit otot atau menghaluskan kulit.
  4. Menjaga Kesehatan Wajah. Tips ini cukup efektif untuk menghilangkan keriput dan jerawat pada wajah. Cara membuatnya juga cukup mudah, cukup menggunakan daun binahong sebagai masker wajah. Tumbuk 5-6 binahong kemudian oleskan pada wajah yang bersih setiap sebelum tidur.
Manfaat Umbi Binahong

Selain daun, umbi atau tanaman rimpang binahong juga memiliki sifat obat. Caranya, ambil rimpang (umbi) secukupnya, dicuci, kemudian direbus, setelah dingin disaring dan hasilnya diambil 2-3 kali sehari. Ramuan ini untuk menyembuhkan, bisul, tifus, disentri, menjaga kebugaran fisik (ditambah manfaat kuning telur dan madu), mencegah stroke, asam urat dan sakit pinggang.


Efek Samping Daun Binahong
Ramuan yang mengandung efedrin yang disebut ephedra terkait dengan tekanan darah tinggi, serangan jantung, gangguan otot, kejang, stroke, denyut jantung tidak teratur, kehilangan kesadaran, dan kematian. Setiap herbal atau obat-obatan yang mengandung efedrin harus diambil dengan hati-hati dan di bawah pengawasan seorang profesional medis. Daun binahong juga dapat menyebabkan pusing, gelisah, lekas marah, insomnia, sakit kepala, kurang nafsu makan, mual, muntah, flushing, kesemutan, kesulitan buang air kecil, dan detak jantung berdebar.

Jangan gunakan binahong dengan stimulan lainnya seperti kafein. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan memiliki efek samping, termasuk mengancam jiwa. Sumber kafein termasuk kopi, teh, kacang kola. Bagi ibu hamil dan menyusui daun binahong tidak aman, maka jangan gunakan. Selain itu dapat menyebabkan nyeri dada (angina) lebih buruk karena merangsang hati.  Jangan gunakan jika memiliki masalah angina ini.

Mengenal Tanaman Binahong
Sebagian besar tanaman binahong terdapat pada pada hutan tropis basah, tetapi juga dapat ditemukan di rawa-rawa dan di tepi sungai, pinggir jalan dan singkapan batuan. Tanaman ini juga sering ditemukan menjalar di atas tanaman lain atau melingkar pada batang-batang pohon dengan bantuan akar. Daun terlihat berwarna sedikit kecoklatan dan hampir transparan saat baru tumbuh, tapi kemudian dengan cepat menjadi hijau tua saat mereka tumbuh hingga beberapa lama.
Kadang-kadang beberapa bunga putih muncul pada tanaman yang telah tumbuh dewasa. Tanaman binahong ini adalah salah satu tanaman yang paling mudah untuk tumbuh sebagai tanaman rumah. Hal ini karena tanaman ini sangat kuat dalam berbagai kondisi.






Penyakit Hawar Daun Pada Padi




Klasikasi Xanthomonas campestris pv. Oryzae Dye adalah sebagai berikut:

Phylum          : Prokaryota
Kelas              : Scizomycetes
Ordo               : Pseudomonadales
Famili             : Pseudomonadaceae
Genus             : Xanthomonas
Spesies           : Xanthomonas campestris pv. Oryzae

Bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae  berbentuk batang pendek, di ujungnya mempunyai satu flagel dan berfungsi sebagai alat gerak. Bakteri ini berukuran 6-8 bersifat aerob,gram negatif dan tidak membentuk spora . Diatas media PDA bakteri ini membentuk koloni bulat cembung yang berwarna kuning keputihan sampai kuning kecoklatan dan mempunyai permukaan yang licin.   Penyakit hawar daun bakteri pertama kali ditemukan di Fukuoka Jepang pada tahun 1884. Pada awal abad XX penyakit ini telah diketahui tersebar luas hampir diseluruh jepang kecuali dipulau Hokkaido. Diindonesia, penyakit ini mula-mula ditemukan oleh Reitsman dan Schure oada tanaman muda didaerah Bogor dengan gejala layu. Penyakit ini dinamakan kresek dan patogennya dinamai xanthomonas kresek schure. Terbukti bahwa penyakit ini sama dengan penyakit hawar daun bakteri yang terdapat di Jepang.
Pengembangan varietas padi unggul dengan dengan hasil tinggi tetapi peka terhadap penyakit menyebabkan semakin tersebar luasnya penyakit ini.Gejala serangan penyakit hawar daun bakteri pada tanaman padi bersifat sistematis dan dapat menginfeksi tanaman pada berbagai stadium pertumbuhan. Gejala penyakit ini dapat dibedakan menjadi tiga macam,yaitu: (1). Gejala layu (kresek) pada tanaman muda atau tanaman dewasa yang peka ,(2). Gejala hawar dan (3). Gejala daun kuning pucat.
Gejala layu yang kemudian dikenal dengan nama kresek umumnya terhadap pada tanaman muda berumur 1-2 minggu setelah tanam atau tanaman dewasa yang rentan. Pada awalnya gejala terdapat pada tepi daun atau bagian daun yang luka berupa garis bercak kebasahan, bercak tersebut meluas berwarna hijau keabu-abuan, selanjutnya seluruh daun menjadi keriput dan akhirnya layu seperti tersiram air panas. Sering kali bila air irigasi tinggi, tanaman yang layu terkulai kepermukaan air dan menjadi busuk. Pada tanaman yang peka terhadap penyakit ini, gejala terus berkembang hingga seluruh permukaan daun, bahkan kadang-kadang pelepah padi sampai mengering. Pada pagi hari cuaca lembab, eksudat bakteri sering keluar ke permukaan daun dan mudah jatuh oleh hembusan angin, gesekan angin, gesekan daun atau percikan air hujan. Eksudat ini merupakan sumber penularan yang efektif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit hawar daun bakteri kultivar padi mempunyai tingkat ketahanan yang berbeda terhadap Xanthomonas. Ketahanan disebabkan karena:
1. Bakteri terhambat penetrasinya,
2. Bakteri tidak dapat meluas secara sistematik, dan
3. Tanaman bereaksi langsung tehadap bakteri.
Penyebaran penyakit yang disebabkan oleh Xanthomonas dibantu juga oleh hujan, karena hujan akan meningkatkan kelembaban dan membantu pemencaran bakteri. Intensitas penyakit yang tertinggi terjadi pada akhir musim hujan. Menjelang musim kemarau, suhu optimum untuk perkembangan Xanthomonas adalah sekitar 300C.
Pengendalian penyakit hawar daun bakteri akan lebih berhasil bila dilaksanakan secara terpadu, mengingat berbagai faktor dapat mempengaruhi penyakit ini dilapangan, misalnya keadaan tanah, pengairan, pemupukan, kelembaban, suhu dan ketahanan varietas padi yang ditanam. Usaha terpadu yang dapat dilaksanakan mencangkup penanaman varietas yang tahan, pembuatan persemaian kering atau tidak terendam air, jarak tanam tidak terlalu rapat, tidak memotong akar dan daun bibit yang akan ditanam, air tidak terlalu tinggi pada waktu tanaman baru ditanam dan menghindari pemberian pupuk N yang terlalu tinggi.
Upaya pengendalian untuk mengatasi penyakit ini yaitu dengan melakukan beberapa hal :

1. Perbaikan cara bercocok tanam, melalui:
·         Pengolahan tanah secara optimal.
·         Pengaturan pola tanam dan waktu tanam serempak dalam satu hamparan.
·         Pergiliran tanam dan varietas tahan
·         Penanaman varietas unggul dari benih yang sehat.
·         Pengaturan jarak tanam.
·         Penanaman varietas unggul dari benih yang sehat.
·         Pengaturan jarak tanam
·         Pemupukan berimbang (N,P,K dan unsur mikro) sesuai dengan fase pertumbuhan dan musim
·         Pengaturan sistem pengairan sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman.

2.  Sanitasi lingkungan.

3.  Pemanfaatan agensi hayati Corynebacterium.

4.  Penyemprotan bacterisida anjuran paling efektif dan diizinkan secara bijaksana berdasarkan hasil pengamatan.

Musuh Alami

PENGERTIAN MUSUH ALAMI
 
Musuh Alami adalah Suatu mahluk hidup (organisme > Predator, Parasitoid dan Patogen) yang dapat mengendalikan hama penyakit dan gulma (OPT)

Musuh alami terdiri dari pemangsa/predator, parasitoid dan patogen. Pemangsa adalah binatang (serangga, laba-laba dan binatang lain) yang memakan binatang lain sehingga menyebabkan kematian. Kadang-kadang disebut “predator”. Predator berguna karena memakan hama tanaman. Semua laba-laba dan capung merupakan contoh pemangsa. Parasitoid adalah serangga yang hidup di dalam atau pada tubuh serangga lain, dan membunuhnya secara pelan-pelan. Parasitoid berguna karena membunuh serangga hama, sedangkan parasit tidak membunuh inangnya, hanya melemahkan.
Ada beberapa jenis tawon (tabuhan) kecil sebagai parasitoid serangga hama. Patogen adalah penyebab penyakit yang menyerang binatang atau makhluk lain. Patogen berguna karena mematikan banyak jenis serangga hama tanaman teh. Ada beberapa jenis patogen, antara lain jamur, bakteri dan virus.

Musuh alami sebaiknya dilestarikan karena mereka merupakan teman petani. Semua jenis musuh alami membantu petani mengendalikan hama dan penyakit. Karena itu, musuh alami jangan dibunuh atau dimusnahkan. Langkah pertama dalam hal melestarikan musuh alami adalah: jangan menggunakan pestisida kimia! Langkah kedua: menjaga berbagai jenis tanaman, terutama tanaman berbunga, di kebun atau sekitar kebun. Jika terdapat bermacam- macam tanaman di kebun, biasanya jumlah musuh alami yang berada di kebun juga lebih banyak. (Baca juga bagian mengenai bunga di halaman ‘Parasitoid’). Langkah ketiga: mengusahakan lingkungan yang sesuai untuk kehidupan musuh alami tersebut (konservasi).

PENGENDALIAN HAYATI (Biological Control) :
Merupakan taktik pengelolaan hama secara sengaja dengan memanfaatkan atau memanipulasi musuh alami/agens hayati untuk menekan atau mengendalikan OPT


CARA KERJA MUSUH ALAMI (AGENS HAYATI)
Predator :
Memakan mangsanya secara langsung


Parasitoid :
Meletakan telur pada tubuh hewan sasaran, kemudian setelah menetas larvanya menghisap cairan tubuh hewan sasaran tersebut hingga mati

Patogen : 
  • Jamur tersebut masuk kedalam tubuh serangga melalui kulit diantara ruas-ruas tubuh
  • Mekanisme penetrasinya dimulai dengan pertumbuhan spora pada kutikula
  • Didalam tubuh serangga hifa berkembang dan selanjutnya memasuki pembuluh darah, melalui beberapa proses lebih lanjut di dalam tubuh menyebabkan kematian serangga





 Sumber

Walang sangit (Leptocorisa acuta)

Walang sangit (Leptocorisa acuta)

Berikut adalah Klasifikasi dan Morfologi Walang Sangit ((Leptocorisa Acuta Thunberg))
  • Kingdom : Animalia
  • Phylum : Arthropoda
  • Kelas : Insecta
  • Ordo : Hemiptera
  • Famili : Alydidae
  • Genus : Leptocorixa
  • Spesies : Acuta
  • Author : Thunberg

Bioekologi dan Morfologi

Walang sangit (L. acuta) mengalami metamorfosis sederhana yang perkembangannya dimulai dari stadia telur, nimfa dan imago. Imago berbentuk seperti kepik, bertubuh ramping, antena dan tungkai relatif panjang. Warna tubuh hijau kuning kecoklatan dan panjangnya berkisar antara 15 – 30 mm (Harahap dan Tjahyono, 1997).
Telur.
Telur berbentuk seperti cakram berwarna merah coklat gelap dan diletakkan secara berkelompok. Kelompok telur biasanya terdiri dari 10 - 20 butir. Telur-telur tersebut biasanya diletakkan pada permukaan atas daun di dekat ibu tulang daun. Peletakan telur umumnya dilakukan pada saat padi berbunga. Telur akan menetas 5 – 8 hari setelah diletakkan. Perkembangan dari telur sampai imago adalah 25 hari dan satu generasi mencapai 46 hari (Baehaki, 1992).
Nimfa.
Nimfa berwarna kekuningan, kadang-kadang nimfa tidak terlihat karena warnanya sama dengan warna daun. Stadium nimfa 17 – 27 hari yang terdiri dari 5 instar (Harahap dan Tjahyono, 1997).
Imago walang sangit yang hidup pada tanaman padi, bagian ventral abdomennya berwarna coklat kekuning-kuningan dan yang hidup pada rerumputan bagian ventral abdomennya berwarna hijau keputihan. Bertelur pada permukaan daun bagian atas padi dan rumput-rumputan lainnya secara kelompok dalam satu sampai dua baris (Rismunandar, 2003).
Walang sangit aktif menyerang pada pagi dan sore hari, sedangkan di siang hari berlindung di bawah pohon yang lembab dan dingin (Baehaki, 1992).
Iklim Mikro
Perkembangan yang baik bagi hama Walang sangit terjadi pada suhu antara 27 – 30 C. Perkembangan Walang Sangit telah diketahui Gejala Serangan dan Kerusakan yang ditimbulkan terjadi pada waktu temperatur sedang, curah hujan rendah dan sinar matahari terang. Walang sangit dapat berkembang biak di lahan dataran rendah maupun di dataran tinggi (Mudjiono, 1991).
Gejala Serangan dan Kerusakan yang ditimbulkan
Nimfa dan imago mengisap bulir padi pada fase masak susu, selain itu dapat juga mengisap cairan batang padi. Malai yang diisap menjadi hampa dan berwarna coklat kehitaman. Walang sangit mengisap cairan bilir padi dengan cara menusukkan styletnya.
Nimfa lebih aktif daripada imago, tapi imago dapat merusak lebih banyak karena hidupnya lebih lama. Hilangnya cairan biji menyebabkan biji padi mengecil jika cairan dalam bilir tidak dihabiskan. Dalam keadaan tidak ada bulir yang matang susu, maka dapat menyerang bulir padi yang mulai mengeras, sehingga pada saat stylet ditusukkan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat.


Adapun cara mengendalikan hama walang sangit adalah sebagai berikut :
  • Menerapkan sistem tanam serentak
  • Menjaga kebersihan sawah dari rumput liar
  • Menangkap walang sangit
  • Menggunakan predator seperti laba-laba
  • Menanam jamur yang memberikan efek bagi walang sangit
  • Menggunakan insektisida (pilihan terakhir)

PERTANIAN ORGANIK

PERTANIAN ORGANIK
  1. Pengertian Pertanian Organik
Ada dua pemahaman tentang pertanian organik yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pertanian organik dalam artian sempit yaitu pertanian yang bebas dari bahan – bahan kimia. Mulai dari perlakuan untuk mendapatkan benih, penggunaan pupuk, pengendalian hama dan penyakit sampai perlakuan pascapanen tidak sedikiti pun melibatkan zat kimia, semua harus bahan hayati, alami. Sedangkan pertanian organik dalam arti yang luas, adalah sistem produksi pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami dan menghindari atau membatasi penggunaan bahan kimia sintetis (pupuk kimia/pabrik, pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh dan aditif pakan). Dengan tujuan untuk menyediakan produk – produk pertanian (terutama bahan pangan) yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumen serta menjaga keseimbangan lingkungan dengan menjaga siklus alaminya.
Konsep awal pertanian organik yang ideal adalah menggunakan seluruh input yang berasal dari dalam pertanian organik itu sendiri, dan dijaga hanya minimal sekali input dari luar atau sangat dibatasi. (FG Winarno 2002)

  1. Prinsip – Prinsip Pertanian Organik
Prinsip-prinsip pertanian organik merupakan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan pertanian organik. Prinsip – prinsip ini berisi tentang sumbangan yang dapat diberikan pertanian organik bagi dunia, dan merupakan sebuah visi untuk meningkatkan keseluruhan aspek pertanian secara global. Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia, karena semua orang perlu makan setiap hari. Nilai – nilai sejarah, budaya dan komunitas menyatu dalam pertanian.
Prinsip-prinsip ini diterapkan dalam pertanian dengan pengertian luas, termasuk bagaimana manusia memelihara tanah, air, tanaman, dan hewan untuk menghasilkan, mempersiapkan dan menyalurkan pangan dan produk lainnya. Prinsip – prinsip tersebut menyangkut bagaimana manusia berhubungan dengan lingkungan hidup, berhubungan satu sama lain dan menentukan warisan untuk generasi mendatang.
Pertanian organik didasarkan pada:
  1. Prinsip kesehatan
  2. Prinsip ekologi
  3. Prinsip keadilan
  4. Prinsip perlindungan
Setiap prinsip dinyatakan melalui suatu pernyataan disertai dengan penjelasannya. Prinsip – prinsip ini harus digunakan secara menyeluruh an dibuat sebagai prinsip – prinsip etis yang mengilhami tindakan.
  1. Prinsip Kesehatan
Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan.
Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan komunitas tak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem; tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat yang dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia.
Kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem kehidupan. Hal ini tidak saja sekedar bebas dari penyakit, tetapi juga dengan memelihara kesejahteraan fisik, mental, sosial dan ekologi. Ketahanan tubuh, keceriaan dan pembaharuan diri merupakan hal mendasar untuk menuju sehat.
Peran pertanian organik baik dalam produksi, pengolahan, distribusi dan konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan kesehatan ekosistem dan organisme, dari yang terkecil yang berada di alam tanah hingga manusia. Secara khusus, pertanian organik dimaksudkan untuk menghasilkan makanan bermutu tinggi dan bergizi yang mendukung pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan.
Mengingat hal tersebut, maka harus dihindari penggunaan pupuk, pestisida, obat-obatan bagi hewan dan bahan aditif makanan yang dapat berefek merugikan kesehatan.
  1. Prinsip Ekologi
Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan. Bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan.
Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem ekologi kehidupan. Prinsip ini menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis. Makanan dan kesejahteraan diperoleh melalui ekologi suatu lingkungan produksi yang khusus; sebagai contoh, tanaman membutuhkan tanah yang subur, hewan membutuhkan ekosistem peternakan, ikan dan organisme laut membutuhkan lingkungan perairan. Budidaya pertanian, peternakan dan pemanenan produk liar organik haruslah sesuai dengan siklus dan keseimbangan ekologi di alam. Siklus – siklus ini bersifat universal tetapi pengoperasiannya bersifat spesifik-lokal. Pengelolaan organik harus disesuaikan dengan kondisi, ekologi, budaya dan skala lokal. Bahan – bahan asupan sebaiknya dikurangi dengan cara dipakai kembali, didaur ulang dan dengan pengelolaan bahan – bahan dan energi secara efisien guna memelihara, meningkatkan kualitas dan melindungi sumber daya alam.
Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis melalui pola sistem pertanian, pembangunan habitat, pemeliharaan keragaman genetika dan pertanian. Mereka yang menghasilkan, memproses, memasarkan atau mengkonsumsi produk – produk organik harus melindungi dan memberikan keuntungan bagi lingkungan secara umum, termasuk di dalamnya tanah, iklim, habitat, keragaman hayati, udara dan air.
  1. Prinsip Keadilan
Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama.
Keadilan dicirikan dengan kesetaraan, saling menghormati, berkeadilan dan pengelolaan dunia secara bersama, baik antar manusia dan dalam hubungannya dengan makhluk hidup yang lain. Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian organik harus membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi semua pihak di segala tingkatan; seperti petani, pekerja, pemroses, penyalur, pedagang dan konsumen.
Pertanian organik harus memberikan kualitas hidup yang baik bagi setiap orang yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan pangan dan pengurangan kemiskinan. Pertanian organik bertujuan untuk menghasilkan kecukupan dan ketersediaan pangan ataupun produk lainnya dengan kualitas yang baik.
Prinsip keadilan juga menekankan bahwa ternak harus dipelihara dalam kondisi dan habitat yang sesuai dengan sifat-sifat fisik, alamiah dan terjamin kesejahteraannya.
Sumber daya alam dan lingkungan yang digunakan untuk produksi dan konsumsi harus dikelola dengan cara yang adil secara sosial dan ekologis, dan dipelihara untuk generasi mendatang. Keadilan memerlukan sistem produksi, distribusi dan perdagangan yang terbuka, adil, dan mempertimbangkan biaya sosial dan lingkungan yang sebenarnya.
  1. Prinsip Perlindungan
Pertanian organik harus dikelola secara hati – hati dan bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang serta lingkungan hidup.
Pertanian organik merupakan suatu sistem yang hidup dan dinamis yang menjawab tuntutan dan kondisi yang bersifat internal maupun eksternal. Para pelaku pertanian organik didorong meningkatkan efisiensi dan produktifitas, tetapi tidak boleh membahayakan kesehatan dan kesejahteraannya.
Karenanya, teknologi baru dan metode – metode yang sudah ada perlu dikaji dan ditinjau ulang. Maka, harus ada penanganan atas pemahaman ekosistem dan pertanian yang tidak utuh.
Prinsip ini menyatakan bahwa pencegahan dan tanggung awab merupakan hal mendasar dalam pengelolaan, pengembangan dan pemilihan teknologi di pertanian organik. lmu pengetahuan diperlukan untuk menjamin bahwa pertanian organik bersifat menyehatkan, aman dan ramah lingkungan. Tetapi pengetahuan ilmiah saja tidaklah cukup. Seiring waktu, pengalaman praktis yang dipadukan dengan kebijakan dan kearifan tradisional menjadi solusi tepat. Pertanian organik harus mampu mencegah terjadinya resiko merugikan dengan menerapkan teknologi tepat guna dan menolak teknologi yang tak dapat diramalkan akibatnya, seperti rekayasa genetika (genetic engineering). segala keputusan harus mempertimbangkan nilai – nilai dan kebutuhan dari semua aspek yang mungkin dapat terkena dampaknya, melalui proses – proses yang transparan dan artisipatif.
  1. Pengembangan Pertanian Organik
Pengembangan pertanian organik harus mengacu kepada prinsip – prinsip organik (prinsip kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan dan prinsip perlindungan) agar mendapatkan hasil pangan yang bermutu serta aman dikonsumsi.
Berdasarkan pertimbangan pelaksanaan pembangunan pertanian di Indonesia pada saat ini, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan pertanian alternatif:
  1. Keragaman daur-ulang limbah organik dan pemanfaatannya untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
  2. Memadukan sumber daya organik dan anorganik pada sistem pertanian di lahan basah dan lahan kering.
  3. Mengemangkan sistem pertanian berwawasan konservasi di lahan basah dan lahan kering.
  4. Memanfaatkan bermacam – macam jenis limbah sebagai sumber nutrisi tanaman.
  5. Reklamasi dan rehabilitasi lahan dengan menerapkan konsep pertanian organik.
  6. Perubahan dari tanaman semusim menjadi tanaman keras di lahan kering harus dipadukan dengan pengembangan ternak, pengolahan minimum dan pengolahan residu pertanaman.
  7. Mempromosikan pendidikan dan pelatihan bagi penyuluh pertanian untuk memperbaiki citra dan tujuan pertanian organik.
  8. Memanfaatkan kotoran ternak yang berasal dari unggas, babi, ayam, itik, kambing, dan kelinci sebagai sumber pakan ikan.
Sesuai dengan prinsip – prinsip pertanian organik, ada sebuah metode pengembangan pertanian yang dikenal sebagai metode bertani ‘tanpa bekerja’ dikembangkan di Jepang oleh seorang petani Jepang yang berlatar belakang ahli mikrobiologi (mantan seorang ilmuwan laboraturium). Ada empat azas bertani alami yang dipraktikan, yaitu :
  1. Tanpa pengolahan, yaitu tanpa membajak atau membalik tanah.
Tanah sebenarnya mampu mengolah dirinya melalui penetrasi akar – akar tumbuhan, aktivitas mikroorganisme, binatang – binatang kecil dan cacing – cacing tanah.
  1. Tanpa pupuk kimia atau kompos yang dipersiapkan.
Kebutuhan pupuk untuk tanaman bisa dipenuhi dengan tanaman penutup tanah semisal leguminose, kacang – kacangan dan mengembalikan jerami ladang dengan ditambah sedikit kotoran unggas. Jika tanah dibiarkan pada keadaannya sendiri, tanah akan mampu menjaga kesuburannya secara alami sesuai dengan daur teratur dari tumbuhan dan binatang.
Jika tanah dibiarkan secara alami, maka kesuburannya alaminya akan naik. Sisa – sisa bahan organik dari tumbuhan dan binatang membusuk, oleh air hujan zat – zat hara masuk ke dalam tanah, diserap tanaman dan menjadi makanan mikroorganisme.
  1. Tanpa menghilangkan gulma dengan pengerjaan tanah atau herbisida.
Pada dasarnya gulma mempunyai peranan dalam menyeimbangkan komunitas biologi dalam membangun kesuburan tanah. Gulma – gulma itu cukup dikendalikan ukan dihilangkan. Mulsa jerami, tanaman penutup tanah, penggenangan air sementara merupakan cara pengendalian gulma yang efektif.
  1. Tidak tergantung dari bahan – bahan kimia.
Ketika praktik – praktik bertani yang tidak alami dengan pemupukan, pengolahan tanah, pemberantasan gulma maka ketidakseimbangan penyakit dan hama menjadi masalah serius. Hama dan penyakit memang tidak dipungkiri dapat memberi kerugian tetapi masih dalam batas – batas yang tidak memerlukan penggunaan zat – zat kimia (pestisida). Pendekatan yang arif adalah dengan menanam tanaman yang lebih tahan terhadap hama dan penyakit pada sebuah lingkungan yang sehat. Penggunaan bahan kimia hanya efektif untuk sementara waktu, pada saatnya akan menyebabkan terjadinya ledakan hama yang lain karena keseimabangan bioligis terganggu karena penggunaan bahan kimia tersebut.
  1. Kelemahan dalam Sistem Pertanian Organik
Beberapa hal yang menjadi kelemahan dalam mengembangkan pertanian organik, yaitu :
  1. Ketersediaan bahan organik terbatas dan takarannya harus banyak
  2. Transportasi mahal karena bahan bersifat ruah
  3. Menghadapi persaingan dengan kepentingan lain dalam memperoleh sisa pertanaman dan limbah organik
  4. Hasil pertanian organik lebih sedikit jika dibandingkan dengan pertanian non organik yang menggunakan bahan kimia terutama pada awal menerapkan pertanian organik.
  5. Pengendalian jasad pengganggu secara hayati masih kurang efektif jika dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimia.
  6. Terbatasnya informasi tentang pertanian organik.
  1. Kelebihan dalam Sistem PertanianOrganik
  1. Meningkatan aktivitas organisme yang menguntungkan bagi tanaman.
Mikroorganisme seperti rizobium dan mikroriza yang hidup di tanah dan perakaran tanaman sangat membantu tanaman dalam penyediaan dan penyerapan unsur hara. Juga banyak organisme lain yang bersifat menekan pertumbuhan hama dan penyakit tanaman. Misalnya pertumbuhan cendawan akar (Ganoderma sp, Phytopthora sp) dapat ditekan dan dihalangi oleh organisme Trichoderma sp.
  1. Meningkatkan cita rasa dan kandungan gizi.
Cita rasa hasil tanaman organikmenjadi lebih menarik, misalnya padi organik akan menghasilkan beras yang pulen, umbi – umbian terasa lebih empuk dan enak atau buah menjadi manis dan segar. Selain itu pertanian organik juga meningkatkan nilai gizi. Hasil uji laboraturium terhadap beras organik mempunyai kandungan protein, dan lemak lebih tinggi daripada beras nonorganik. Begitu pula nasi yang berasal dari beras organik bisa bertahan (tidak mudah basi) dua kali lebih lama ketimbang nasi dan beras organik. Kalau biasanya nasi akan menjadi basi setelah 12 jam maka nasi dari beras organik bisa bertahan 24 jam.
  1. Meningkatkan ketahanan dari serangan organisme pengganggu.
Karena dengan penggunaan pupuk organik yang cukup maka unsur – unsur hara makro dan mikro terpenuhi semua sehingga tanaman lebih kuat dan sehat untuk menahan serangan beberapa organisme pengganggu dan lebih tahan dari serangan peryakit.
  1. Memperpanjang unsur simpan dan memperbaiki struktur.
Buah dan hasil pertanian tidak cepat rusak atau akibat penyimpanan. Buah cabai misalnya akan nampak lebih kilap dengan pertanian organik, hal ini bisa dipahami karena tanaman yang dipupuk organik , secara keseluruhan bagian tanaman akan mendapat suplai unsur hara secara lengkap sehingga bagian – bagian sel tanama termasuk sel – sel yang menyusun buah sempurna.
  1. Membantu mengurangi erosi.
Pertanian organik dengan pemakaian pupuk organik mejadikan tanah leih gembur dan tidak mudah terkikis aliran air. Struktur tanah menjadi lebih kompak dengan adanya penambahan bahan – bahan organik dan lebih tahan menyimpan air dibanding dengan tanah yang tidak dipupuk bahan organik. Pada tanah yang miskin bahan organik, air mudah mengalir dengan membawa tanah.